Gerai "Taman Sari"

Friday, April 9, 2010

Kalau sepintas dilihat dari laut, kampungku tidaklah begitu indah. Tapi jika sudah tinggal disitu untuk beberapa lama, coba2lah untuk melupakannya. Aku yakin tidak bisa. Ada keunikan tersendiri yg membuat kampungku begitu indah dan disenangi oleh para pendatang. Dari makanan, pariwisata dan juga tempat bersejarahnya.

                              Pelabuhan Sri Bintan Pura

                    Kantor Walikota - Senggarang

Pelabuhan

Tanjung Buntung

Kantor DPRD Senggarang

Kantor Pengadilan

Tugu Radja Ali Haji

Pelabuhan


Anjung Cahaya

TK Mawar - Jl Mawar

Hotel Daya - Jl Sumatra

Tugu Gurindam 12

Pelantar Tanjung Sebaok

Tugu Anjing Laut
Pelabuhan TPI

Pelabuhan Tempo Doeloe

Tugu Keong

Kampung Ku

Salah satu Tugu di Pelabuhan

Tg. Buntung

TPI dari satelite

Gonggong

Kampong Bugis & Senggarang

Pulau Bayan

TPI dari Bukit Usman

Simpang Jl Teuku Umar

Depan Kedai Kopi Taman Sari

Jl Merdeka

Becak Barang

Depan Kantor POM ABRI

Telok Keriting

Pelabuhan TPI

Pelataran Dragon Boat - Tempat Tai chi

Bea & Cukai TPI

Pelabuhan dari Panorama

Mie Rebus TPI

Laksa

Oleh2 khas TPI

Roti Kirai

SD SMP Katholik

Kedai Kopi Taman Sari

Jl Teuku Umar

Jl Merdeka

Sional dari pelabuhan

Jl Sunaryo menuju Tugu Pahlawan

Akau Ptg. Lembu


Jln. Merdeka

Heikeng

Hotel Sadaap
Hotel Tg. Pinang

AKAU & Hotel TanjungPinang

Pakaian Adat Melayu

Jl Bakar Batu

Panjat Pinang

Ojek Pl. Penyengat

Becak Barang
Pompong ke Pl. Penyengat

TPI dari depan Tg Buntung

Jl. Pasar


Pelantar 2

Depan Gedung Daerah
  
Melayu Square


Otak2 Jl Pos

TPI waktu malam

TPI thn 1956

SD SMP Bintan

SMP Bintan saat ini

SMP Bintan saat ini

Mesjid Raya diwaktu malam

GPIB

Gedung Kesenian

RRI dulu, Kantor KPUD saat ini

 
JL Diponegoro

Tugu Pinsil

Tugu Pinsil

 
Tugu Pinsil

Dari Gedung Daerah

Tourist Map

Durian

Jl Merdeka thn 1875

Ujung Jl. Bintan

Kep. Riau

Gedoeng Daerah 1875

Gedung Daerah saat ini

Simpang Jl Merdeka-Jl Pasar-Jl Mutiara

Jl Pos


Bintan Marina - Gudang Minyak


Kelong dgn latar belakang Kantor Walikota senggarang


Dibawah ini gambar2 sekitar Pl. Penyengat dan Vihara di Senggarang.



































1 comment:

  1. Cantiknya foto-foto itu semua. Paling senang dan haru campur sedih lihat foto Pelabuhan yang dulu lebih mashur orang panggil "Bom". Entah bila nama resmi jadi "Sri Bintan Pura". Entah apa pula artinya. Seperti nama tempat-tempat lain ciptaan pemerintah, enak di teliga tapi tak terkenal, maklum cuma dibuat-buat biar dikenang orang nama hasil pemberian oleh si pejabat anu. Bom itu bukan hanya sampai kini masih berfungsi, tapi juga menyimpan banyak kenangan. Entah kenangan manis bulan puasa mancing lebam pakai candit umpan lontong. Kadang itu ikan dipegang meletik pula kena sengat bedenyut ujung jari. Atau kenangan tak indah terpeleset masuk air. Pokoknya kenangan. Orang putih bilang punya "sentimental values" terutama bagi budak-budak Pinang tempo dulu. Nah cakap soal fungsi, memanglah masih berfungsi, tapi cuma sekedar. Di terminal international, tanggapun masih yang biasa tak ada escalator. Kasihan orang-orang tua apalagi kalau harus bawa koper besar. Ruang tunggu tak lebih baik dari ruang tunggunya puskesmas. Toilet bau busuk, air keran lebih lancar kencing budak kecil dan kunci pintu pun lepas-lepas goyang macam gigi nenek-nenek. Kalau di terminal domestik, "ruang tunggu" ya berdiri di pinggir-pinggir dermaga itu juga. Jauh panggang dari api kalau dibandingkan dengan ferry terminal di ibukota-ibukota propinsi di China. Di mana kepedulian pemerintah terhadap sarana umum?

    Di lain sisi coba tengok kantor DPR dan walikota di Senggarang bukan main, macam nak bersaing dengan istana sultan Brunei atau kompleks Putra Jaya di KL. Siapa bisa nikmati fasilitas di situ selain khusus orang-orang pemerintah. Kalau sarana umum masih aja pakai yang dibuat zama kompeni. Jangankan bangun baru, direnovasi lebih nyamanpun tidak. Tapi kalau buat pemerintah dibangun megah. Sepatutnya pemerintah terus-menerus beri prioritas lebih pada kepentingan umum. Sebab uang negara itu uang rakyat. Pemerintah cuma pengelola. Di Singapore, negara dengan uang berlimpah-ruah, kantor menteripun numpang di gedung-gedung komersial, tak punya gedung sendiri. Selidik punya selidik dapat juga data RAPBD 2007 yang ternyata memang pemerintah lebih prioritaskan sarana dan prasana dia dari pada khalayak ramai. Mentality aneh. Tentunya begitu juga dengan daerah-daerah lain. Kalau sudah begini sampai kiamatpun mana ada "quality life" di Indonesia.

    ReplyDelete